Recent Posts

Selasa, 10 November 2015

3 Tradisi Unik Ini Hanya Ada di Aceh, Tidak Anda Temukan di Daerah Lain

Tradisi Unik Masyarakat Aceh
yang Tidak di Temukan di Daerah Lain

            Selamat sore teman-teman semua. Kali ini saya akan memberikan sedikit informasi tentang kebudayaan unik masyarakat Aceh yang sudah dijadikan sebagai warisan turun menurun. Penasaran dengan informasinya? Baiklah, mari kita simak penjelasannya berikut ini.

            Tahukah anda bahwa setiap daerah di Indonesia mempunyai kebudayaan yang khas dan unik? Begitu juga halnya dengan provinsi Aceh. Masyarakat Aceh yang mayoritasnya muslim juga mempunyai tradisi kebudayaan yang unik lho?. Akan tetapi, tradisi kebudayaan tersebut sangat menjunjung tinggi nilai religius (agama) Islam, sebagaimana Aceh yang dijuluki dengan daerah Serambi Mekah, karena nilai keislaman masyarakat Aceh masih sangat kental. Berikut adalah budaya-budaya unik dan khas dari beberapa daerah di Aceh.

1.      Peusijuek
Dalam bahasa Aceh Peusijuk terdiri dari dua kata, yaitu peu dan sijuek. Jika ditilik lebih lanjut, peu dalam kata peusijuk bukanlah kata yang bisa dipisahkan karena peu di sini bermaksa sebagai awalan untuk kata sijuek. Sijuek berarti dingin, jadi jika digabung dengan awalan peu, artinya adalah pendingin atau membuat sesuatu menjadi dingin. Tujuan Peusijuk sebenarnya adalah untuk memberkati sesuatu termasuk di dalamnya mendoakan orang akan dipeusijuk. Secara makna yang lebih luas, Peusijuk adalah sebuah prosesi yang dilakukkan pada kegiatan-kegiatan tertentu dalam kehidupan masyarakat Aceh, seperti Peusijuek pada kenduri perkawinan, kenduri sunatan, saat ada seseorang yang hendak berangkat haji,  peusijuek hewan kurban, peusijuek rumah atau kendaraan baru dan berbagai upacara lainnya yang sering terjadi dalam masyarakat Aceh. 


Secara umum, biasanya Peusijuk dilakukan oleh orang-orang yang sudah agak berumur dan dihormati biasanya disebut dengan Tengku. Tengku adalah sebutan untuk pemuka agama. Perlengkapan peusijuek terdiri dari: talam satu buah, breuh padee (beras) satu mangkok, bu leukat kuneng (ketan kuning) satu piring besar bersama tumpoe (penganan berupa kue yang dibuat dari tepung dan pisang) atau kelapa merah yang sering disebut  inti u(inti kelapa), teupong taweu (tepung yang dicampur air), on sineujuek (daun cocor bebek), on manek mano (jenis daun-daunan), on naleung samboo (sejenis rerumputan yang memiliki akar yang kuat), glok ie (tempat cuci tangan), dan sangee (tudung saji). 

2.      Kuah Beulangong
Beulangong atau belanga besar, adalah sebutan untuk kuali besar yang ukuran diameternya bisa mencapai satu meter. Di dalam wadah besar itu, dimasaklah daging kambing dengan campuran pisang atau nangka. Lalu diramu bersama bumbu dari rempah-rempah Aceh yang khas. Kayu-kayu bakar menyala di bawah belanga besar ini.  Kuah beulangong sebenarnya hanya daging sapi atau kambing yang dimasak dalam belanga besar, kemudian dimakan bersama-sama oleh masyarakat. 


Masyarakat di pedesaan khususnya di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar hingga saat ini masih melaksanakan kegiatan tersebut secara turun-temurun. Kuah beulangong juga akan ditemui saat-saat kenduri di rumah masyarakat, baik pesta perkawinan, syukuran, maupun saat mendoakan orang yang telah meninggal. 

3.      Kenduri Blang
Kenduri Blang atau kenduri jak u blang (kenduri sebelum menanam pagi) merupakan salah satu adat dan budaya masyarakat sebelum turun sawah. Tradisi ini sudah ada sejak dahulu dilakukan oleh masyarakat Aceh ketika akan turun sawah atau memasuki masa menanam padi, yang bertujuan untuk memohon doa demi keselamatan tanaman padi dari segala hama dan penyakit. Selain itu, kenduri blang juga bertujuan memohon kepada Allah SWT. supaya mendapatkan hasil panen melimpah ruah.

Lazimnya sebelum kenduri dimakan bersama, kepala gampong memberikan petunjuk-petunjuk yang dibolehkan atau yang menjadi larangan (pantang blang) kepada masyarakat yang hadir. Tradisi ini sampai sekarang masih dilakukan oleh masyarakat Bireuen, Aceh Utara, dan wilayah lainnya di Aceh.

            Nah, itulah informasi mengenai kebudayaan unik yang di jadikan tradisi turun menurun dari masyarakat di Aceh. Oleh karena itu, mulai sekarang cintailah kebudayaan kita sendiri jangan lebih mengaplikasikan budaya barat agar budaya tradisi tersebut tidak hilang seiring perkembangan zaman. Semoga informasi di atas dapat bermanfaat bagi kita semua.

Sumber Referensi :
Rosita. (2010). Kenduri Blang, Tradisi yang Harus Diselamatkan. Di akses pada tanggal 10 November 2015 dari www.jkma-aceh.org
Hanafiah, Junaidi. (2015). Kuah Beulangong, Tradisi Kebersamaan Masyarakat Aceh. Di akses pada tanggal 10 November 2015 dari http://www.sinarharapan.co/




0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com