Artikel
Kesehatan
Energy Drink, Pencetus Resiko Penyakit Usia Dini
Minuman
energi merupakan jenis minuman yang dipercaya untuk menambah energi seseorang
yang meminumnya. Bagi beberapa kalangan, minuman energi diminum untuk mencegah
kantuk. Di luar negeri, minuman energi digolongkan kedalam minuman ringan,
sedangkan di Indonesia minuman energi digolongkan kedalam minuman kesehatan.
Pada masa sekarang ini, mencari minuman energi sangatlah mudah karena bisa kita
dapatkan di supermarket hingga kios-kios kecil dan ditambah lagi dengan
iklan-iklan di media cetak dan media elektronik yang mampu membuat anak-anak
hingga orang lanjut usia percaya akan khasiat minuman energi serta kesegaran
dan kenikmatannya.
Berdasarkan
kandungannya, minuman energi mengandung:
1.
Kafein
Kafein yang tinggi dapat memacu jantung bekerja
lebih cepat, tekanan darah meningkat, terutama bagi mereka yang sensitif
terhadap kafein, mengganggu pola tidur , serta memicu gugup dan mudah
tersinggung. Oleh sebab itu, tidak menutup kemungkinan orang-orang yang
mengkonsumsi minuman energi secara berlebihan dapat mengalami stroke maupun
kematian. Dalam beberapa penelitian menunjukkan tingginya kafein dalam minuman
energi 14 kali lebih tinggi daripada minuman cola lainnya, setara dengan
meminum tujuh cangkir kopi. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Bruce Ruck,
kandungan kafein dalam minuman berenergi sangatlah berbahaya apabila masuk
kedalam pencernaan anak-anak dan remaja. Jika anak-anak dan remaja sudah
terlanjur kecanduan dengan minuman energi, tubuh mereka akan menjadi kebal
terhadap kafein sehingga mereka akan terjangkit insomnia akut, jantung
berdebar, mual dan muntah. Parahnya, apabila minuman ini terlalu sering
dikonsumsi oleh anak-anak dan remaja, mereka akan mudah mengalami kejang.
Ketika kita minum minuman berenergi setelah
berolahraga, maka akan terjadi dehidrasi yang di sebabkan oleh kandungan kafein
yang terkandung dalam minuman energi tersebut. Kafein dapat meningkatkan hormon
adrenalin. Saat kita berolahraga, jantung bekerja lebih cepat, dan apabila pada
saat itu kita mengonsumsi minuman berenergi, maka yang terjadi adalah peredaran
darah dari jantung ke otak semakin cepat, sehingga dapat mengakibatkan pecahnya
pembuluh darah pada otak.
2.
Taurin
Taurin adalah asam amino non-esensial atau semi
esensial. Taurin juga dapat mempengaruhi denyut jantung, dalam sebuah riset
peneliti menemukan bahwa detak jantung siswa menurun, sementara tekanan darah
arteri mereka meningkat setelah mengkonsumsi taurin. Kombinasi kafein dan
taurin dapat menghasilkan efek samping yang berbahaya. Jadi, apabila
mengonsumsi minuman berenergi juga mengakibatkan emosi dan stress yang berlebihan.
Dampak
negatif lainnya adalah meningkatnya kadar gula darah. Perlu anda
ketahui bahwa dalam satu botol minuman berenergi, terdapat setidaknya 13 sendok
makan gula. Jumlah ini tentu tidak baik bagi tubuh karena dapat menimbulkan
peningkatan kadar gula darah yang dapat menyebabkan terjadinya diabetes dan
hypoglycemia. Tak hanya itu, gula dalam minuman berenergi juga dapat
menyebabkan menurunnya sistem imun, gigi mudah keropos serta pertambahan berat
badan.
0 komentar:
Posting Komentar